Kamis, 14 Oktober 2010

LEKSREFLEKSI MEKANISASI PERTANIAN INDONESIA DI 65 KEMERDEKAAN

Mekanisasi pertanian adalah aplikasi mekanis berupa mesin atau alat pada proses produksi pertanian (dalam arti luas) baik on-farm maupun off-farm. Mekanisasi pertanian di Indonesia telah dilakukan sejak tahun. Mekanisasi pertanian yang tepat berperan sangat signifikan untuk peningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian serta pengolahannya. Mekanisasi pertanian mencakup keuntungan efisiensi, efektifitas, kualitas dan produktifitas pertanian. Kemudian berdampak sistemik pada kesejahteraan petani dan pemenuhan kebutuhan pangan , energi dan bahan produksi masyarakat.
Namun demikian sangat ironis, di tengah menjamurnya institusi penelitian (termasuk peneliti), pendidikan (termasuk orang terdidik), serta lembaga pemberdayaan masyarakat di bidang mekanisasi pertanian, saat itulah pula mekanisasi pertanian belum berkembang dan benar-benar termanfaatkan oleh masyarakat secara optimal. Saat ini alsintan lebih banyak “diadopsi” bukan “diadaptasi”. Jika sudah demikian, keuntungan-keuntungan di atas belum didapatkan. Lalu apa permasalahannya? Dan bagaimana solusinya? Tidak hanya bagi pemerintah, namun bagi akademisi/peneliti, pengusaha juga yang terpenting petani sendiri sebagai subjek utama.
Dalam tulisan ini akan dikaji secara komprehensif dari berbagai faktor penentu mekanisasi pertanian.
  1. 1. Ekonomi
Ekonomi adalah faktor yang paling diprioritaskan oleh petani dalam memutuskan pengunaan mesin pertanian (Al-Haq, 2009). Petani secara sendiri-sendiri merasa belum mampu dalam investasi alat dan mesin pertanian (jika mereka belum merasa sangat membutuhkannya). Hal ini tentu tidak akan terlalu berat jika kelembagaan kelompok tani, koperasi, ataupun Unit Pelayanan Jasa Alsintan masih banyak yang aktif. Karena dengan mengelompok, maka kemampuan beli petani serta biaya pemeliharaan akan terjangkau. Yang menjadi permasalahan adalah, pasca orde baru kelembagaan UPJA, KUD banyak yang bubar dan sampai saat ini banyak yang belum dibangun. Akhirnya alat mesin pertanian hanya dikuasai oleh petani kaya atau rentenir saja. Sebenarnya, dalam jangka panjang, ketika biaya variabel dapat menurun karena efisiensi waktu dan beberapa komponen biaya seperti tenaga kerja, ditambah dengan kenaikan pemasukan hasil penjualan karena produktifitas naik, maka secara otomatis besarnya biaya pokok akan turun dan pendapatan petani akan meningkat. Ini jika saja alsintan dapat digunakan.
  1. 2. Teknis
Hasil penelitian pada studi kasus alat mesin perontok padi, di lapangan ditemukan banyak sekali alat mesin hasil penyebaran proyek pemerintah yang tidak dapat digunakan karena bahannya sangat mudah rusak. Ini dikarenakan oleh “proyektor” yang nakal alias Makelar Proyek. Proyek dilakukan asal jalan dan menghabiskan anggran saja (sebab jika anggaran tidak habis, tahun depan kecil kemungkinan akan diberi lagi). Akhirnya alsintan diproduksi dengan asal-asalan. Ini jelas sangat merugikan petani.
  1. 3. Fungsional
Banyak data yang menyebutkan kapasitas suatu alsintan tinggi. Studi kasus pada alat perontok padi pedal thresher buatan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian yang menurut data dijelaskan kapasitas 100 kg/jam. Namun faktanya, 25 kg/jam saja sulit, dan petani memilih menggunakan manual karena lebih mudah. Penelitian-penelitian dan percobaan kapasitas tidak dinormalisasi terlebih dahulu. Kapasitas 100 kg mungkin jika digunakan oleh petani yang sudah terbiasa, namun bagi yang belum terbiasa, akan sulit. Disinilah perlunya pembiasaan penggunaan alsintan (teknologi baru).
  1. 4. Ergonomi
Beberapa alsintan dirasakan petani tidak ergonomis. Hal ini disebabkan alsintan hanya diasopsi, bukan diadaptasi. Alsintan dari luar apalagi impor tentunya secara ergonomi belum tentu sesuai dengan antropometri masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Disinilah diperlukan adaptasi dan modifikasi alsintan agar sesuai dengan kondisi masyarakat di setiap daerah di Indonesia.
  1. 5. Kesehatan dan keselamatan kerja
Pekerjaan yang tidak tersentuk aspek kesehatan dan keselamatan  adalah pertanian subsistem petani kecil. Berbeda dengan industri non-pertanian yang sangat memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Kalaupun ada, K3 hanya dilakukan pada perusahan pertanian level besar. Sedangkan petani kecil di lahan tidak pernah diprioritaskan menggunakan sepatu but ketika ke lahan, menggunakan masker ketika menyemprot pestisida, petani cenderung tak berpakaian lengkap ketika bekerja. Padahal resiko kecelakaan kerja di lahan sangat besar. Pemerintahpun belum menuju kea rah sana sepertinya. Jika sudah seperti ini, pertanian terus dianggap pekerjaan yang rendahan. Padahal jika alsintan akan dikembangkan, maka aspek K3 harus disertakan karena resiko kesehatan dan keselamatan pada saat menggunakan alat mesin lebih besar dibandingkan manual.
  1. 6. Kondisi lapangan
Mekanisasi pertanian terhambat oleh kondisi lahan petani Indonesia yang hanya 0,2 ha/orang. Kondisi ini dipersulit lagi dengan ketidakkompakan petani dalam menanam dan masa tanam. Teringat dulu ketika orde baru petani sangat kompak dalam menanam dan masa tanam. Padahal jika saat inipun petani kompak dalam masa tanam, maka luasan tanah yang 0,2 ha bisa menjadi 2-3 ha, di mana alsintan akan mudah masuk dan efisien akhirnya. Lagi pula sebenarnya masa tanam yang serempak dapat mengurangi penyebaran hama penyakit.
Selain luasan tanah yang sempit, kondisi lapangan yang berbukit-bukit menyebabkan alsintan sulit masuk ke lahan. Dari dua permasalahan tadi, solusi terbaiknya adalah adanya konsolidasi lahan. Jika sudah seperti ini mau tidak mau petani harus mengurangi egoismenya untuk saling “aku dan aku” (ini tanahku, terserah aku mau tanam apa dan kapan”.
  1. 7. Fasilitas penunjang operasi
Alsintan membutuhkan fasilitas penunjang operasi untuk dapat digunakan dengan baik. Fasilitas itu adalah BBM, suku cadang, perbengkelan, operator dan jalan akses transportasi alsintan. Pada faktanya, BBM sulit didapatkan, terlebih setelah adanya PP No 09 2006 dimana tidak diperbolehkan membeli bensin selain kendaraan bermotor. Jika ada pun BBM di daerah pedesaan harganya sudah lebih mahal (Rp. 5500/lt bensin) dan itu pun tidak dipastikan murni bensin. Suku cadang alsintan lebih banyak produk luar negeri dan harus diimpor jika ada kerusakan. Inilah penjajahan bentuk baru luar negeri. Sampai saat ini merek-merek yang digunakan adalah merek luar negeri  untuk alsintan dan mesin. Padahal sudah banyak hasil riset alsintan. Penyebabnya adalah karena pengusaha tidak berani berinvestasi untuk produk anak bangsa sendiri.
Selain itu fasilitas paling penting untuk aksesibilitas alsintan adalah jalan pertanian yang memadai. Saat ini di beberapa daerah belum memiliki fasiltas jalan pertanian yang dapat dengan mudah alsintan masuk ke lahan. Ini juga yang menjadi alasan para petani enggan menggunakan alsintan, karena mereka merasa kerepotan dalam mengangkut ke lahan.

http://fikrialhaq.wordpress.com/

SISTEM MANUSIA MESIN

Fokus perhatian ergonomi adalah berkaitan erat dengan aspek-aspek manusia di dalam perencanaan man-made objects (proses perancangan produk) dan lingkungan kerja. Pendekatan agro ergonomi akan ditekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia, baik secara fisik maupun mental psikologis dan interaksinya dalam sistem manusia-mesin yang integral. Maka, secara sistematis pendekatan ergonomi kemudian akan memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan rancang bangun, sehingga akan tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan manusia. Pada gilirannya rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat.

Disini kita akan membahas sedikit mengenai bagaimana agro ergonomi dapat meningkatkan produktivitas petani. Upaya peningkatan produktivitas petani secara terus-menerus dan menyeluruh merupakan hal yang penting tidak saja berlaku bagi setiap individu petani, juga bagi instansi yang terkait di sektor pertanian. Dengan peningkatan produktivitas maka tanggung jawab manajemen akan terpusat pada upaya dan daya untuk melaksanakan fungsi dan peran dalam kegiatan produksi. Khususnya yang bersangkut-paut dengan efisiensi penggunaan sumber-sumber input. Pendekatan agro ergonomi akan memainkan peran yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas petani. Beberapa peneliti di bidang ergonomi telah melakukan upaya ke arah tersebut. Seperti pada penelitian dengan memodifikasi meja pengumpan dan menambah peredam kebiasaan pada mesin perontok padi, dapat meningkatkan produktivitas kerja petani sebesar 46,49% (Sucipta, 2004). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutjana (1998) yaitu produktivitas kerja penyabit padi menggunakan sabit bergigi lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan sabit biasa dan berbeda bermakna setelah lima belas menit pertama, dan hasil penelitian Erawan (2002) bahwa produktivitas kerja operator traktor dari perbaikan rancang bangun handel yang mengacu aspek antropometri meningkat sebesar 23,25%. Contoh lain dari aplikasi disiplin ergonomi juga bisa dilihat dalam proses perancangan peralatan kerja untuk penggunaan yang lebih efektif. Perkakas kerja seperti sabit atau cangkul misalnya dengan pegangan (handle) yang berbentuk kurva pada dasarnya merupakan hasil dari human engineering studies. Desain handle yang berbentuk kurva — dan disesuaikan dengan bentuk genggaman tangan — akan memudahkan cara pengoperasian peralatan tersebut. Dengan demikian ergonomi adalah suatu cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja, sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik; yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, efisien, aman dan nyaman. Sistem kerja di sini dimaksudkan sistem hubungan manusia-mesin (teknologi) yang dipertimbangkan sebagai sistem yang terpadu. Kalau di saat yang lalu perancangan mesin semata-mata ditekankan pada kemampuannya untuk berproduksi semata dengan atau sedikit sekali memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan elemen manusia maka sekarang dengan ergonomi proses perancangan mesin akan memperhatikan aspek-aspek manusia dalam interaksinya dengan mesin secara lebih baik lagi. Dengan kata lain di sini manusia tidak lagi harus menyesuaikan dirinya dengan mesin yang dioperasikan melainkan sebaliknya, mesin dirancang dengan terlebih dulu memperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikannya. Manusia yang merupakan salah satu komponen dari suatu sistem kerja dengan segala aspek, sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang kompleks. Untuk mempelajari manusia, tidak cukup ditinjau dari satu segi ilmu saja. Oleh sebab itulah maka untuk mengembangkan ergonomi memerlukan dukungan dari berbagai disiplin keilmuan seperti kedokteran (faal/anatomi), psikologi, antropologi, biologi, di samping berbagai disiplin teknologi lainnya. Pendekatan khusus ergonomi ialah aplikasi yang sistematif dari segala informasi yang relevan, yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia di dalam perancangan peralatan, fasilitas dan ingkungan kerja yang dipakai.

Proses kognitif dalam diri manusia terdiri dari :

Sensasi – persepsi – perhatian - berpikir – mengambil keputusan - memori - motivasi

1. Sensasi

Tahap paling awal dalam penerimaan informasi
Sensasi berasal dari kata “sense”,
alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya.

Proses sensasi : proses ketika alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls syaraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak maka terjadilah (Dennis Coon, 1977).
Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak membutuhkan penguraian verbal, simbolis, maupun konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan alat indera (Benyamin B. Wolman, 1973).
2. Persepsi

Definisi :

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi ialah memberikan rnakna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari stimuli. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori (Desiderato, 1976).
Yang mempengaruhi persepsi :

Persepsi seperti halnya sensasi, ditentukan oleh faktor- faktor :

Faktor Personal dan Faktor situasional. David Krech & Richard S. Crutchfield (1977) menyebutnya faktor fungsional dan struktural.
Faktor perhatian (Rachmat, 1992).
3. Perhatian

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kennerth E. Andersen, 1972).

Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan dari indera lainnya.

4. Berpikir

Berpikir merupakan proses yang mempengaruhi penafsiran terhadap stimuli. Dalam berpikir digunakan lambang grafis (graphic symbols) maupun lambang verbal (verbal symbols). Keduanya merupakan representasi objek atau peristiwa; artinya menggantikan objek atau peristiwa dalam benak.

Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak (Ruch, 1967).

Berpikir dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka:

mengambil keputusan (decision making)
memecahkan persoalan (problem solving)
menghasilkan yang baru (creativity)
5. Pusat Pengambilan Keputusan

Sekali informasi dipahami, sebuah keputusan harus diambil, yaitu apa yang seharusnya dilakukan berkaitan dengan hal tersebut.

Hal itu digunakan sebagai pemicu respon segera atau dimasukkan sebagai bagian dari pemrosesan memori.

Informasi mungkin secara berkesinambungan masuk dan dipanggil dari memori untuk membantu pemrosesan keputusan.

Pada bagian ini keputusan dibuat apakah akan :

menyimpan informasi Ini dalam rentang waktu yang pendek dalam memori jangka pendek (working memory) dengan secara aktif melatih atau mengulang secara internal,

atau berusaha mempelajari informasi tersebut dan disimpan secara permanen dalam memori jangka panjang.

6. Memori

Memori adalah sistem yang sangat terstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakannya untuk membimbing perilakunya (Scheessinger & Groves, 1976).

Setiap saat stimuli mengenai indera kita. Setiap saat pula stimuli direkam secara sadar maupun tidak.

Secara singkat memori melewati tiga proses (Mussen & Rosenzweig, 1973):

Perekaman (encoding), pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkuit syaraf internal
Penyimpanan (storage), menentukan berapa lama informasi dipertahankan, dalam bentuk apa, dan dimana. Penyimpanan bisa bersifat aktif maupun pasif Aktif jika terjadi penambahan informasi.
Pemanggilan (retrieval), mengingat lagi dan menggunakan informasi yang disimpan
7. Motivasi

Motivasi lebih diartikan sebagai tingkah laku yang mengarah pada tujuan. Ini didasari oleh dua konsep dasar, yaitu kebutuhan yang berasal dari orang itu sendiri dan tujuan di lingkungan di mana orang itu berada.

Dalam bentuknya yang paling mudah, motivasi diawali oleh adanya kebutuhan yang belum terpuaskan. Tujuan ditetapkan untuk memuaskan kebutuhan. Dan dilakukan aksi-aksi dalam proses pencapaian suatu tujuan. Tetapi, pada saat telah terpuaskan, kebutuhan baru muncul dan terjadilah lingkaran berkelanjutan.

Motivasi berasal dan kata latin movere yang berarti menggerakkan (to move). Vroom (1964) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang mengatur pilihan pilihan yang dibuat oleh seseorang di antara berbagai bentuk alternatif dari kegiatan sukarela.

Glueck (1978) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu rangkaian atribut yang mendorong seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang spesifik, yang mengarah pada tujuan.

Motivasi adalah keadaan individual yang memberi energi, menyalurkan dan mendorong perilaku manusia untuk mencapai tujuan.

Newstorm (1990) mengatakan bahwa motivasi berhubungan dengan kekuatan dan arah tingkah laku.

Dari definisi-definisi di atas dapat dilihat bahwa motivasi berkaitan dengan:

Apa yang menggerakkan perilaku manusia
Apa yang mengarahkan penyaluran perilaku itu
Bagaimana mengarahkan perilaku ini


Motivasi kerja dapat dibedakan dalam dua bentuk.

Internal : dari dalam dirinya

seseorang dapat memotivasi dirinya sendiri dengan melihat, mencari, melakukan suatu pekerjaan yang memuaskan kebutuhan atau setidaknya membawa mereka mencapai tujuannya.

Eksternal : dari luar dirinya

seseorang dapat dimotivasi oleh suatu organisasi melalui beberapa metode seperti gaji, promosi, kebanggaan, dan sebagainya (Michael Amstrong, 1993).

8. Ekspektasi Dorongan

Istilah ekspektasi dorongan (Driving Ekspectancy/DE) berasal dari ilmu psikologi, yaitu suatu proses bagi seseorang dengan ide dan konsep yang sudah mapan pada dirinya, dihadapkan pada sebuah stimulus dan melakukan reaksi (respon) terhadap Stimulus tersebut dengan melakukan berbagai cara.

Jika stimulus tersebut sesuai dengan DE seseorang, maka tidak ada konflik yang terjadi dan reaksi orang itu diharapkan merupakan reaksi yang tepat. Sebaliknya, jika situasinya tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam DE, maka timbul ketidakpastian, dan respon yang timbul mungkin tidak sesuai dengan stuasinya, atau tidak ada respon sama sekali (Bailey, 1988).

9. Kecepatan dan Ketelitian

Yang dimaksud dengan kecepatan di sini adalah berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Sedangkan ketelitian adalah jumlah kesalahan yang dilakukan per satuan waktu, ini berhubungan dengan gerakan-gerakan dalam pencarian ‘jejak’ (untuk pekerjaan yang memerlukan pengawasan terus-menerus, pada saat melakukan suatu tindakan yang memerlukan ketelitian dan pengawasan, dan pada saat melakukan kegiatan yang manipulatif).

Berbeda dari waktu reaksi yang dibatasi secara psikologis, ketelitian lebih ditekankan pada pengendalian manusia.


http://grace-ergonomi.blogspot.com/

upah dan Peranannya terhadap Motivasi dan Kepuasan Dalam Meningkatkan Kinerja Pekerja Perusahaan


upah dan Peranannya terhadap  Motivasi dan Kepuasan
Dalam Meningkatkan Kinerja Pekerja Perusahaan



Sistem upah dirasakan adil dan kompetitif oleh karyawan, maka perusahaan akan lebih mudah untuk menarik pekerja yang potensial, mempertahankannya dan memotivasi agar lebih meningkatkan kinerjanya, sehingga produktivitas meningkat dan perusahaan mampu menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif, yang pada akhirnya, perusahaan bukan hanya unggul dalam persaingan, namun juga mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, bahkan mampu meningkatkan profitabilitas dan mengembangkan usahanya. Upah cenderung mempengaruhi secara langsung motivasi dan kepuasan kerja akan membentuk kinerja yang baik, selanjutnya dengan kinerja yang baik dari pekerja pada gilirannya akan mempengaruhi efisiensi dan provitabilitas perusahaan.
Kata kunci : Upah , Motivasi , Kepuasan dan Kinerja

http://dadangrusnandar.blogspot.com/

Manajemen sdm/kinerja karyawan


Bicara tentang sumber daya manusia tentu tidak lepas dari manusia-nya itu sendiri beserta dengan atribut-atribut uniknya mulai dari aspek fisik hingga aspek psikologis. Satu hal yang paling menonjol dari manusia adalah makhluk yang komunal, dimana setiap individu selalu membutuhkan individu yang lain untuk saling berinteraksi.
Nah, secara garis besar sangat penting sekali mempelajari segala sesuatu tentang manusia dengan tujuannya masing-masing baik untuk meningkatkan efektifitas organisasi di sektor pemeritahan, swasta maupun perusahaan. Berbagai disiplin ilmu telah menyumbang penelitian tentang manusia mulai dari psikologi, sosiologi, antropologi dan lain sebagainya. Di lingkungan akademik, penelitian-penelitian semacam itu sangat diperlukan sekali guna mengembangkan kompetensi peserta didik, biasanya diwujudkan dalam bentuk laporan karya tulis berupa Tugas Akhir, Tesis, Disertasi dan lain sebagainya.
Tesis sendiri secara harfiah adalah karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas dari tesis harus nampak, menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis.
Tesis bersifat argumentatif dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu. Biasanya penulisan tesis mensyaratkan hal-hal sebagai berikut :
·         Kejelasan argumen.
·         Bobot argumentasi .
·         Kemudahan untuk difahami setidaknya oleh komunitas akademis .
·         Kegunaan praktis untuk masyarakat dan profesi.
Tesis senantiasa mengasumsikan adanya argumentasi teoritis tertentu yang diacu. Penelitian tesis sendiri berupa pengajuan suatu teori baru, pengujian penerapan teori, assessment teori yang telah didokumentasikan. Argumentasi harus jelas dan eksplisit jadi akan menambah pengetahuan pembaca. Argumentasi yang disajikan dengan bagus, tercermin dari kajian litaratur dan data pendukung.
Sayangnya, keterbatasan materi dan referensi penulisan tesis menjadi kendala tersendiri bagi mahasiswa. Sementara rentang waktu yang disediakan oleh pihak universitas biasanya tidak sebanding dengan topik penelitian yang diambil oleh mahasiswa atau dengan kata lain waktunya tidak mencukupi. Disisi lain penulisan tesis di sebagian besar universitas menjadi syarat mutlak kelulusan bagi para peserta didiknya.
Menyikapi kondisi tersebut, kami menyediakan solusi bagi anda.Disini kami menyediakan contoh tesis khusus mengenai topik Manajemen Sumber Daya Manusia, untuk anda jadikan referensi sebagai bahan penulisan tesis anda.
Dengan semakin banyak referensi, contoh penulisan dan materi tentu saja semakin terbantu anda dalam menyusun tesis khususnya untuk topik Manajemen Sumber Daya Manusia. Sehingga proses penyusunan tesis anda bisa menjadi lebih cepat, hemat waktu, tenaga dan biaya.



Bicara tentang sumber daya manusia tentu tidak lepas dari manusia-nya itu sendiri beserta dengan atribut-atribut uniknya mulai dari aspek fisik hingga aspek psikologis. Satu hal yang paling menonjol dari manusia adalah makhluk yang komunal, dimana setiap individu selalu membutuhkan individu yang lain untuk saling berinteraksi.
Nah, secara garis besar sangat penting sekali mempelajari segala sesuatu tentang manusia dengan tujuannya masing-masing baik untuk meningkatkan efektifitas organisasi di sektor pemeritahan, swasta maupun perusahaan. Berbagai disiplin ilmu telah menyumbang penelitian tentang manusia mulai dari psikologi, sosiologi, antropologi dan lain sebagainya. Di lingkungan akademik, penelitian-penelitian semacam itu sangat diperlukan sekali guna mengembangkan kompetensi peserta didik, biasanya diwujudkan dalam bentuk laporan karya tulis berupa Tugas Akhir, Tesis, Disertasi dan lain sebagainya.
Tesis sendiri secara harfiah adalah karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas dari tesis harus nampak, menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis.
Tesis bersifat argumentatif dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu. Biasanya penulisan tesis mensyaratkan hal-hal sebagai berikut :
·         Kejelasan argumen.
·         Bobot argumentasi .
·         Kemudahan untuk difahami setidaknya oleh komunitas akademis .
·         Kegunaan praktis untuk masyarakat dan profesi.
Tesis senantiasa mengasumsikan adanya argumentasi teoritis tertentu yang diacu. Penelitian tesis sendiri berupa pengajuan suatu teori baru, pengujian penerapan teori, assessment teori yang telah didokumentasikan. Argumentasi harus jelas dan eksplisit jadi akan menambah pengetahuan pembaca. Argumentasi yang disajikan dengan bagus, tercermin dari kajian litaratur dan data pendukung.
Sayangnya, keterbatasan materi dan referensi penulisan tesis menjadi kendala tersendiri bagi mahasiswa. Sementara rentang waktu yang disediakan oleh pihak universitas biasanya tidak sebanding dengan topik penelitian yang diambil oleh mahasiswa atau dengan kata lain waktunya tidak mencukupi. Disisi lain penulisan tesis di sebagian besar universitas menjadi syarat mutlak kelulusan bagi para peserta didiknya.
Menyikapi kondisi tersebut, kami menyediakan solusi bagi anda.Disini kami menyediakan contoh tesis khusus mengenai topik Manajemen Sumber Daya Manusia, untuk anda jadikan referensi sebagai bahan penulisan tesis anda.
Dengan semakin banyak referensi, contoh penulisan dan materi tentu saja semakin terbantu anda dalam menyusun tesis khususnya untuk topik Manajemen Sumber Daya Manusia. Sehingga proses penyusunan tesis anda bisa menjadi lebih cepat, hemat waktu, tenaga dan biaya.


Bicara tentang sumber daya manusia tentu tidak lepas dari manusia-nya itu sendiri beserta dengan atribut-atribut uniknya mulai dari aspek fisik hingga aspek psikologis. Satu hal yang paling menonjol dari manusia adalah makhluk yang komunal, dimana setiap individu selalu membutuhkan individu yang lain untuk saling berinteraksi.
Nah, secara garis besar sangat penting sekali mempelajari segala sesuatu tentang manusia dengan tujuannya masing-masing baik untuk meningkatkan efektifitas organisasi di sektor pemeritahan, swasta maupun perusahaan. Berbagai disiplin ilmu telah menyumbang penelitian tentang manusia mulai dari psikologi, sosiologi, antropologi dan lain sebagainya. Di lingkungan akademik, penelitian-penelitian semacam itu sangat diperlukan sekali guna mengembangkan kompetensi peserta didik, biasanya diwujudkan dalam bentuk laporan karya tulis berupa Tugas Akhir, Tesis, Disertasi dan lain sebagainya.
Tesis sendiri secara harfiah adalah karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas dari tesis harus nampak, menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis.
Tesis bersifat argumentatif dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu. Biasanya penulisan tesis mensyaratkan hal-hal sebagai berikut :
·         Kejelasan argumen.
·         Bobot argumentasi .
·         Kemudahan untuk difahami setidaknya oleh komunitas akademis .
·         Kegunaan praktis untuk masyarakat dan profesi.
Tesis senantiasa mengasumsikan adanya argumentasi teoritis tertentu yang diacu. Penelitian tesis sendiri berupa pengajuan suatu teori baru, pengujian penerapan teori, assessment teori yang telah didokumentasikan. Argumentasi harus jelas dan eksplisit jadi akan menambah pengetahuan pembaca. Argumentasi yang disajikan dengan bagus, tercermin dari kajian litaratur dan data pendukung.
Sayangnya, keterbatasan materi dan referensi penulisan tesis menjadi kendala tersendiri bagi mahasiswa. Sementara rentang waktu yang disediakan oleh pihak universitas biasanya tidak sebanding dengan topik penelitian yang diambil oleh mahasiswa atau dengan kata lain waktunya tidak mencukupi. Disisi lain penulisan tesis di sebagian besar universitas menjadi syarat mutlak kelulusan bagi para peserta didiknya.
Menyikapi kondisi tersebut, kami menyediakan solusi bagi anda.Disini kami menyediakan contoh tesis khusus mengenai topik Manajemen Sumber Daya Manusia, untuk anda jadikan referensi sebagai bahan penulisan tesis anda.
Dengan semakin banyak referensi, contoh penulisan dan materi tentu saja semakin terbantu anda dalam menyusun tesis khususnya untuk topik Manajemen Sumber Daya Manusia. Sehingga proses penyusunan tesis anda bisa menjadi lebih cepat, hemat waktu, tenaga dan biaya.


http://tesdm.co.cc/

Tentang Review Fisik B

Physical Review B adalah yang paling komprehensif dan terbesar jurnal internasional yang mengkhususkan diri dalam hal terkondensasi dan fisika bahan, penerbitan surat-surat penting pada berbagai topik . Kami memiliki faktor dampak dari 3,475 (2009) dan menempati peringkat nomor satu di kutipan total dalam fisika benda terkondensasi. * The editor dari PRB terutama penuh-waktu staf di Ridge, New York kantor di Long Island, yang berdedikasi untuk mengelola sebuah proses yang adil dan menyeluruh review. Lain, termasuk peneliti aktif dan mantan staf Ridge, bekerja jarak jauh dari titik di seluruh dunia. Kami memiliki standar tinggi untuk kualitas kertas kami publikasikan dan wasit yang membantu kami. Kami Rapid Komunikasi Bagian ini berisi halaman makalah empat dari kaliber tertinggi yang dianggap oleh para editor menjadi penting cukup untuk menjamin dan prioritas penanganan khusus diberikan ke kertas diajukan sana. Kami adalah sumber unggulan untuk detail artikel reguler yang komprehensif yang menjadi andalan komunikasi ilmiah. Brief kami Laporan Bagian ini berisi makalah singkat berkomunikasi hasil yang signifikan dan lengkap yang tidak memerlukan penjelasan rinci. Silakan email feedback@aps.org jika anda memiliki saran atau umpan balik tentang bagaimana PRB beroperasi atau halaman web kami. Untuk yang terkait dengan naskah komentar atau pertanyaan, silahkan email prb@aps.org .
Sebagai layanan untuk kedua pembaca dan penulis, kami daftar sejumlah kecil makalah yang diterbitkan dalam PRB bahwa editor dan wasit menemukan kepentingan tertentu, kepentingan, atau kejelasan. Ini Editors 'Saran kertas ditandai dengan ikon khusus yang berisi printer menandai yang muncul di sampul semua bagian dari Review Fisik sampai sekitar satu dekade yang lalu.
PRB muncul bulanan dalam dua bagian, B1 dan B15, setiap bagian ini dibagi lagi menjadi dua bagian.
B1: Struktur, fase transisi, ferroelectrics, sistem nonordered, cairan, padat kuantum, magnetisme, superkonduktivitas, superfluiditas
B15: struktur Elektronik, kristal fotonik, semikonduktor, sistem mesoscopic, permukaan, cluster, fullerenes, graphene, nanosains
* 2009 Kutipan SCI Jurnal Laporan, Institute for Scientific Information


http://prb.aps.org/

SAHAM INVESTASI YANG BIKIN CEPAT KAYA

Postingan ini berisi ‘pegetahuan kecil’ tentang dasar-dasar pasar modal terutama saham. Pengetahuan ini saya dapat ketika mengikuti Ekskursi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 September 2009. Kegiatan ekskursi tersebut merupakan rangkaian acara Bulan Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 2009. Dalam kegiatan tersebut Bpk. Taufik Rahman, salah seorang pegawai BEI membagi pengetahuannya kepada kami.

Apakah Bursa Efek itu? Dalam acara tatap muka tersebut dijelaskan bahwa Bursa Efek Indonesia, atau biasa disingkat BEI, didirikan pada tanggal 30 November 2007, yang merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya. Dalam bahasa Inggris, BEI dikenal dengan istilah Indonesia Stock Exchange (IDX).
Bursa Efek merupakan tempat untuk melakukan transaksi efek. Efek mencakup seluruh surat berharga seperti saham, obligasi, tanda bukti utang, surat pengakuan utang dan lain-lain). Oleh karena itu Bursa Efek hampir sama dengan perbankan dalam hal sebagai tempat transaksi. Perbedaannya terletak pada objek yang dikelola; perbankan mengelola uang, sementara bursa efek mengelola efek (surat berharga).
Apakah Saham itu? Saham merupakan salah satu jenis investasi. Selain saham masih banyak jenis investasi lain seperti tabungan, deposito, properti, emas, obligasi,wiraswasta. Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Contohnya tabungan dan deposito memiliki kelebihan yaitu tersimpan aman di bank, sementara kelemahannya adalah keuntungan yang diperoleh jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jenis investasi yang lain. Investasi properti (misalnya rumah dan tanah) memiliki kelebihan yaitu semakin lama harganya semakin mahal, sedangkan kelemahannya adalah resiko apabila tergusur atau terjadi kebakaran.
Apakah kelebihan Saham? Nah, bagaimana dengan saham? Mengapa saham menjadi pilihan banyak orang dalam berinvestasi? Hal ini karena saham memberikan peluang keuntungan yang sangat besar bagi pemegang saham. Terutama karena pergerakan transaksi saham sangat tinggi. Setiap harinya, nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa rata-rata mencapai 4 Triliun. Jika diumpamakan keuntungan dari deposito sekitar 20%, maka keutungan dari saham bisa mencapai 50%. Keuntungan dari saham transaksi saham disebut Capital Gain. Misalnya sewaktu membeli saham nilainya Rp. 1000 persaham dan kemudian dijual dengan harga Rp. 1500. Jadi, keuntungan atau Capital Gain-nya sebesar Rp.500. Keuntungannya yang lain adalah adanya Deviden, yaitu laba perusahaan yang dibagikan kepada seluruh pemegang saham.
Adakah resiko saham? Adapun resiko investasi dalam bentuk saham yaitu Capital Loss (kebalikan dari Capital Gain) dan resiko jika perusahaan bangkrut. Jika perusahaan bangkrut, kewajiban perusahaan (misalnya hal pelunasan) menjadi prioritas. Setelah kewajiban perusahaan telah selesai, apabila masih ada sisa dana, maka akan dibagikan kepada pemegang saham, namun jika tidak ada, maka pemegang saham tidak mendapat apa-apa. Resiko ini disebut Resiko Likuidasi.
Bagaimana berinvestasi di Bursa Efek? Dalam hal bertransaksi, Bursa efek dapat diumpamakan Perusahaan Ayo Maju sebagai pengelola sebuah pasar yang kios-kiosnya disewakan kepada beberapa pedagang. Pedagang dalam hal ini adalah Pialang/Broker, sedangkan pembeli disebut sebagai investor. Jadi pembeli tidak berhubungan langsung dengan PD Ayo Maju, melainkan hanya dengan pedagangnya saja. Begitu juga halnya dengan di bursa efek, pembelian dan penjualan saham harus melalui Broker/Pialang. Jika anda berkeinginan untuk melakukan penjualan saham, maka terlebih dahulu anda harus membuka rekening di perusahaan efek supaya status anda menjadi nasabah di perusahaan efek tersebut.
Berapa dana minimal untuk berinvestasi? Dana minimal untuk membeli saham tergantung dari harga saham yang ingin dibeli karena harga tiap-tiap saham berbeda-beda. Dalam perdagangan saham, jumlah yang diperjualbelikan dinyatakan dalam ‘Lot’. Di BEI batas minimal pembelian saham adalah 1 Lot atau setara dengan 500 saham. Jadi misalnya anda ingin membeli saham A yang harga per sahamnya senilai Rp. 2000, maka biaya pembelian sahamnya adalah 500 saham x Rp.2000 = Rp. 1.000.000.
Bagaimana proses jual beli Saham? Proses transaksi saham dapat diumpamakan dalam contoh berikut. Misalnya si A ingin membeli saham, maka si A (Investor) menghubungi si X (Pialang) untuk dicarikan saham yang dijual. Sementara itu di tempat lain si B (penjual saham) menghubungi si Y (Pialang) meminta agar sahamnya di jual. Setelah itu, si X dan si Y kemudian melakukan transaksi jual-beli dengan melakukan negosiasi harga. Setelah keduanya sepakat, maka si X menkonfirmasikan ke si A dan si Y mengkonfirmasikannya ke si B. Transaksi jual-beli saham pun selesai.
Apakah transaksi hanya bisa dilakukan di Lantai Bursa? Transaksi saham di gedung BEI dilakukan di ruangan khusus yang dikenal dengan istilah Lantai Bursa (Trading Floor), yang penuh dengan ratusan komputer. Namun sekarang ini transaksi tidak hanya bisa dilakukan di lantai bursa, tetapi bisa dimana saja asalkan terhubung dengan sistem perdagangan bursa. Sistem yang disebut Remote Trading (sistem perdagangan jarak jauh), dapat dilakukan melalui media internet, mobile,dan lain-lain.


http://www.darmazendrato.co.cc/

PROSES BERINVESTASI

Selama berabad-abad lamanya kita mengenal bahwa Bank Umum atau Bank Konvensional telah memegang peranan yang amat penting dalam membantu dan mendorong kemajuan ekonomi suatu negara. Bahkan posisinya amat strategis dalam menggerakkan roda perekonomian. Di Indonesia, sejak awal kemerdekaannya, Bank telah memainkan peranan yang amat menentukan bagi pengaturan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat termasuk produksi dan perdagangan di semua sektor ekonomi. Salah satu upaya bank konvensional dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara adalah berupa investasi-investasi yang dilakukannya, baik di pasar modal maupun di segala bentuk usaha yang dianggap berkompeten di bidangnya.
Pasar modal di Indonesia, sementara ini mempunyai obyek investasi yang diperdagangkan berupa surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan sertifikat PT. Danareksa. Sama halnya dengan investasi di bidang lain, untuk melakukan investasi di pasar modal selain diperlukan dana, diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek atau surat berharga mana yang akan dibeli, yang mana yang akan dijual, dan efek mana yang tetap dipegang (hold). Bagi calon investor yang tidak mempunyai keterampilan untuk melakukan hal itu, mereka dapat meminta pendapat kepada lembaga penunjang pasar modal, seperti pedagang efek (dealer) atau perantara perdagangan efek (broker). Kedua lembaga ini, di samping melakukan jual beli efek, juga melakukan investasi yang baik dan akan menunjukkan efek-efek yang dapat dipilih untuk dibeli.


1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain :
1.2.1.      Apakah yang dimaksud dengan investasi ?
1.2.2.      Bagaimanakah bentuk dari investasi obligasi ?
1.2.3.      Bagaimanakah bentuk dari investasi reksadana ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Latar Belakang
2.1.1. Pengertian Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu : investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets). Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate. Sedangkan aktiva finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas.[1]
2.1.2. Tujuan Bank Melakukan Investasi [2]
Bank mempunyai tujuan ganda dalam menempatkan dananya dalam investasi yaitu sebagai supplementary liquidity dan supplementary income (sebagai tambahan likuiditas dan tambahan pendapatan).
  1. a. Supplementary liquidity
Penempatan dana dalam bentuk saham-saham atau sertifikat saham, obligasi pemerintah atau badan usaha milik negara obligasi lembaga lainnya, digunakan juga oleh Bank sebagai cadangan penyangga likuiditas.
  1. b. Supplementary income
Tambahan pendapatan melalui saham dan obligasi adalah dalam bentuk pendapatan lain Bank yang tidak berbentuk uang, yaitu pengaruh Bank dalam perusahaan itu karena fungsinya selaku pemegang saham.
2.1.3. Faktor-faktor Pertimbangan Investasi [3]
Sebelum Bank melaksanakan program investasi, banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Pertimbangan ini dilakukan melalui analisa yang mendalam tentang beberapa hal, terutama perpaduan antara aspek profitability dan safety (aspek keuntungan dan keamanan). Faktor-faktor pertimbangan tersebut antara lain :
  1. Tingkat bunga
Pilihan penempatan dana dalam investasi akan sangat banyak dipengaruhi oleh tingkat bunga yang menarik. Namun resiko harus minimum. Banyak contoh yang terjadi, di saat seperti ini banyak Bank yang mencari saham atau obligasi yang mendekati jatuh tempo dan masih menawarkan bunga tinggi dengan harga (per value) yang relatif turun.
  1. Safety and quality (keamanan dan kualitas)
Credit standing dari penerbit saham dan obligasi akan sangat berperan disini. Jika penerbit obligasi adalah pemerintah pusat atau BI maka obligasi itu “risk free”. Kualitas surat berharga (baik saham maupun obligasi) akan lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan keuangan (financial standing) dan tentu saja kepercayaan masyarakat seperti halnya terhadap BI.
  1. Marketability
Adalah kemampuan efek-efek untuk dijual kembali. Artinya bila suatu saat Bank sangat membutuhkan uang dan pimpinan Bank memutuskan untuk menjual sebagian atau seluruh surat berharga yang dimiliki, maka baik saham maupun obligasi akan mudah ditawarkan atau dibeli.
  1. Maturity date (jangka waktu efek-efek)
Pertimbangan terhadap jangka waktu dikaitkan dengan resiko yang mungkin timbul sehubungan dengan credit rating dari penerbit. Bila jangka waktu melebihi 10 tahun dan lembaga penerbit kurang bonafide, tentu resiko akan tinggi.
  1. Expectation
Harapan masa depan memegang peranan yang sangat penting dalam penilaian Bank, baik dikaitkan dengan keamanan maupun dengan capital gain (keuntungan dari modal yang ditanam) atau dividend yang tinggi. Perkembangan nilai efek-efek dalam pasar modal akan memberikan harapan yang cerah bagi penanaman dana Bank.
  1. Tax (pajak)
Bank akan cenderung untuk membeli surat-surat berharga jangka menengah – panjang yang pajaknya minimum. Pajak atas dividend memang salah satu bagian dari sistem pajak progresif yang terus-menerus dikembangkan di Indonesia.
  1. Diversifikasi
Pertimbangan terakhir adalah usaha dari Manager Bank untuk diversifikasi dari investasinya pada berbagai bidang, misalnya pembelian saham perusahaan industri, usaha perdagangan, lembaga keuangan bukan bank atau pembelian saham/obligasi bank-bank lain yang beredar di pasar modal. Usaha diversifikasi ini dihubungkan dengan sistem konversi atas kemungkinan timbulnya kerugian pada sektor usaha yang satu yang akan ditutup oleh keuntungan pada sektor usaha lainnya.


2.2. Obligasi
Di dalam pasar modal ada berbagai macam sekuritas, pemodal diberi kesempatan untuk memilih di antara berbagai sekuritas tersebut. Sebelum membuat keputusan investasi, pemodal harus mempertimbangkan return, risiko dan tujuan. Obligasi adalah efek utang pendapatan tetap di mana penerbit (emiten) setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo. Jadi, Obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal.
Suatu obligasi sebelum ditawarkan kepada masyarakat pemodal, terlebih dahulu diperingkat (rating) oleh lembaga pemeringkat (rating agency). Proses pemeringkatan berguna untuk menilai kinerja perusahaan dari berbagai faktor yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan keuangan perusahaan. Karena obligasi merupakan surat utang sehingga rating sangat diperlukan untuk menilai apakah penerbit nantinya dapat membayar kembali seluruh utangnya atau tidak, sesuai dengan penilaian rating agency.
Lembaga pemeringkat (rating agency) di dunia yang terbesar adalah Moody’s dan Standards & Poor’s. Di Indonesia, lembaga pemeringkat efek dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT PEFINDO) yang bekerja sama dengan Standards & Poor’s. PT. PEFINDO mengukur tingkat risiko wanprestasi (default) dari suatu emisi obligasi, tetapi tidak mempertimbangkan faktor eksternal seperti risiko pasar, misalnya. Pemeringkatan suatu obligasi ini sangat berguna bagi para investor obligasi karena dengan adanya rating maka para investor tidak perlu lagi melakukan proses evaluasi terhadap kinerja suatu emiten obligasi.[4]


2.2.1. Macam-macam Obligasi [5]
Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian obligasi (bond indenture) antara pembeli dan penjual obligasi. Dan macam obligasi ditentukan oleh kontrak perjanjian tersebut, macam obligasi antara lain :
  1. Berdasarkan penerbit obligasi (issuer)
Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi atas tiga jenis yaitu :
1)      Obligasi pemerintah
Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
2)      Obligasi perusahaan milik negara (state owned company)
Contoh penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa marga, Pegadaian, Pelabuhan Indonesia, dan lain-lain.
3)      Obligasi perusahaan swasta
Contoh penerbit obligasinya adalah Astra Internasional, Bank Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala Persada, Bank Modern, Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra development, Tjiwi Kimia, dan lain-lain.
  1. Berdasarkan sistem pembayaran bunga
Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
1)      Obligasi Kupon (Coupon Bond)
Obligasi kupon (Coupon Bond) yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan secara periodik, ada yang setiap triwulan, semesteran, atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian yang dapat dirobek untuk mengambil bunga obligasi tersebut. Bagian inilah yang disebut kupon obligasi. Jadi kupon obligasi adalah bagian yang istimewa dari suatu obligasi yang mendefinisikan jumlah bunga tahunan. Setiap 1 kupon melambangkan 1 kali bunga yang dapat diambil.
2)      Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)
Lain halnya dengan Coupon bond, Zero Coupon Bond tidak mempunyai kupon, sehingga investor tidak akan menerima bunga secara periodik, tetapi bunga langsung dibayarkan sekaligus pada saat pembelian. Misalnya investor membeli obligasi zero coupon dengan nilai nominal Rp 1.000.000 tetapi investor hanya membayar dengan harga Rp 700.000. Pada saat jatuh tempo, uang pokok akan dibayarkan penuh sebesar Rp 1.000.000.
  1. Berdasarkan tingkat bunganya
Berdasarkan tingkat bunga ada 3 jenis obligasi, yaitu :
1)      Obligasi dengan bunga tetap (Fixed rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
2)      Obligasi dengan bunga mengambang (Floating rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada waktu pertama kali untuk kupon pertama, sedangkan pada waktu jatuh tempo kupon pertama akan ditentukan tingkat bunga untuk kupon berikutnya, demikian seterusnya. Biasanya obligasi dengan bunga mengambang ini ditentukan relatif terhadap suatu patokan suku bunga misalnya 1% di atas JIBOR (Jakarta Inter Bank Offering Rate), 1,5% di atas LIBOR (London Inter Bank Offering Rate).
3)      Obligasi dengan bunga campuran (Mixed rate bond)
Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga tetap dan bunga mengambang. Bunga tetap ditetapkan untuk periode tertentu biasanya pada periode awal, dan periode selanjutnya bunganya mengambang.
  1. Berdasarkan jaminannya
Berdasarkan jaminannya ada 5 jenis obligasi yaitu :
1)      Collateral
Perusahaan penerbit membuat suatu janji, apabila pada saat jatuh tempo obligasi perusahaan penerbit tidak dapat membayar nilai nominal obligasi maka perusahaan penerbit menyediakan sejumlah aset milik perusahaan sebagai jaminan. Hal tersebut akan memperkuat tingkat kepercayaan pemodal, yang menjamin bahwa pemodal tidak akan mengalami kerugian.
2)      Debenture
Dalam tipe obligasi ini, perusahaan penerbit obligasi tidak menjamin dengan aktiva tertentu, tetapi dijamin oleh tingkat likuiditas perusahaan. Pemodal berharap bahwa perusahaan dapat mencapai laba untuk membayar bunga dan nilai nominal obligasi.
3)      Subordinate debenture
Dalam perjanjian kontrak obligasi, pemegang obligasi diklasifikasikan berdasarkan siapa yang akan dibayar terlebih dahulu. Jika perusahaan bangkrut, siapa yang paling mendapat prioritas untuk dibayar terlebih dahulu. Tipe subordinate debenture dibayar setelah debenture. Oleh karena itu, subordinate debenture merupakan obligasi yang mempunyai risiko tinggi.
4)      Obligasi pendapatan (Income bonds)
Obligasi tipe ini, tidak dijamin dengan aset tertentu. Di samping itu, perusahaan penerbit tidak mempunyai kewajiban membayar bunga secara periodik kepada pemegang obligasi. Dalam obligasi, perusahaan akan membayar bunga apabila laba yang dicapai cukup untuk membayar bunga. Perusahaan penerbit tidak mempunyai utang bunga apabila periode yang berlalu tidak mampu membayar bunga.
5)      Obligasi Hipotek (Mortgage)
Obligasi tipe ini dijamin dengan aset tertentu dan aset yang dijadikan agunan disebutkan secara jelas. Aset tersebut merupakan aset yang tidak bergerak misalnya, tanah dan gedung. Apabila perusahaan melalaikan janjinya, agunan tersebut dapat dijual untuk menutupi kewajiban perusahaan tersebut. Dalam obligasi tipe ini, aset perusahaan yang baru secara langsung menjadi agunan.
  1. Dari segi tempat penerbitannya
Memandang obligasi dari segi tempat penerbitan atau tempat perdagangannya dapat dibagi atas 3 jenis :
1)      Obligasi domestik (Domestic Bond)
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga dalam negeri dan dipasarkan di dalam negeri. Misalnya obligasi PLN yang dipasarkan di dalam negeri (Indonesia).
2)      Obligasi asing (Foreign Bond)
Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga asing pada suatu negara tertentu di mana obligasi tersebut dipasarkan. Contoh : Yankee Bond diterbitkan dan dipasarkan di Amerika Serikat, Samura Bond diterbitkan dan dipasarkan di Jepang, Dragon Bond diterbitkan dan dipasarkan di Hongkong dan sebagainya.
3)      Obligasi Global (Global Bond)
Obligasi yang diterbitkan untuk dapat diperdagangkan dimanapun tanpa adanya keterbatasan tempat penerbitan atau tempat perdagangan tertentu.
  1. Dari segi pemeringkat
Jika dilihat dari segi rating maka obligasi dapat dibagi menjadi 3 Jenis, yaitu :
1)      Grade Bond
Yaitu obligasi yang telah diperingkat dan termasuk dalam peringkat yang layak untuk investasi (investment grade). Yang termasuk investment grade adalah peringkat AAA, AA, dan A menurut Standards & Poor’s atau peringkat Aaaa, Aa dan A menurut Moody’s.
2)      Non-grade Bond
Adalah obligasi yang telah diperingkat tetapi tidak termasuk peringkat yang layak untuk investasi (non-investment grade). Umumnya peringkat obligasi ini adalah BBB, BB dan B menurut Standards & Poor’s atau Bbb, Bb dan B menurut Moody’s.
  1. Berdasarkan call feature
Adalah obligasi yang diterbitkan dengan fasilitas/hak untuk membeli kembali. Hak untuk membeli kembali obligasi yang telah dijual sebelum obligasi tersebut jatuh tempo disebut call feature.
Dari segi call feature, obligasi dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu :
1)      Freely Callable Bond
Dalam kontrak perjanjian obligasi, pada saat tertentu perusahaan penerbit dapat memanggil (menarik) obligasi kembali. Perusahaan penerbit mempunyai kesempatan untuk memanggil obligasi apabila tingkat bunga turun dan menerbitkan obligasi baru dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Konsep ini disebut dengan refunding. Perusahaan penerbit dapat memanggil obligasi yang beredar apabila hal tersebut dianggap menguntungkan bagi perusahaan.
2)      Non Callable Bond
Non Callable Bond adalah obligasi yang tidak dapat dibeli kembali oleh penerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Kecuali penerbit membeli melalui mekanisme pasar.


3)      Deferred Callable Bond
Deferred Callable Bond merupakan kombinasi antara freely callable bond dengan non callable bond. Biasanya ditentukan suatu batas waktu tertentu dimana obligasi tersebut tidak dapat dibeli kembali (non callable), misalnya pada tahun pertama, kemudian sesudahnya penerbit dapat membeli kembali (freely callable).
  1. Berdasarkan segi konversi
Dari segi konversi, obligasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1)      Obligasi Konversi/Tukar (Convertible Bond/Exchangeable Bond)
Obligasi konversi/tukar adalah obligasi yang dapat ditukar dengan saham, baik saham penerbit obligasi sendiri (convertible bond) maupun saham perseroan lain yang dimiliki oleh penerbit obligasi (exchangeable bond). Saham-saham yang akan digunakan sebagai konversi obligasi akan dijadikan jaminan pada wali amanat dan disimpan di bank kustodian.
2)      Obligasi Non Conversi (Non Convertible Bond)
Obligasi non konversi merupakan obligasi yang tidak dapat dikonversikan menjadi saham tetapi hanya mencairkan pokok obligasi tersebut pada waktu jatuh tempo sebagaimana pada obligasi lainnya.
2.2.2. Manfaat Obligasi [6]
Obligasi memiliki beberapa manfaat, diantaranya :
  1. Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi harga pasar obligasi.
  2. Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang obligasi.
  3. Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi dari kemungkinan terjadinya inflasi.
  4. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli instrumen aktiva lain.
2.2.3. Kelemahan Obligasi [7]
Berbagai bentuk kelemahan obligasi sangat bervariasi, tergantung pada stabilitas suatu perekonomian negara. Beberapa ini adalah kelemahan obligasi :
  1. Tingkat bunga. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai hubungan negatif, apabila harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun, dan sebaliknya.
  2. Obligasi merupakan instrumen keuangan yang sangat konservatif, sehingga menghasilkan yield yang cukup baik, dengan resiko rendah.
  3. Tingkat likuiditas obligasi rendah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga obligasi, khususnya apabila harga obligasi menurun.
  4. Resiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi.
  5. Resiko kecurangan. Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi akan menderita kerugian.
2.2.4. Persyaratan Pencatatan Obligasi di Indonesia [8]
Obligasi merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia, Bapepam sebagai lembaga yang diberi wewenang oleh pemerintah mewajibkan beberapa persyaratan kepada calon emiten (perusahaan penerbit) yang melakukan penawaran obligasi. Persyaratan pencatatan obligasi tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam
  2. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam dengan pendapat wajar tanpa kualifikasi (WTK) untuk tahun buku terakhir
  3. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp. 25 milyar
  4. Rentang waktu efektif dengan permohonan perncatatan tidak lebih dari enam bulan dan sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi sekurang-kurangnya empat tahun
  5. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun berturut-turut
  6. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada saldo rugi tahun terakhir
  7. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik
2.2.5. Konsekuensi Penawaran Umum Obligasi di Indonesia [9]
Di Indonesia, masa berlakunya obligasi ditentukan dalam perjanjian antara perusahaan yang menerbitkan obligasi dengan wali amanat, yang mewakili kepentingan pemodal sebagai pemegang obligasi. Pada umumnya, umur obligasi yang diterbitkan dan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta umumnya adalah 5 tahun. Sedangkan konsekuensi penawaran umum obligasi adalah sebagai berikut :
  1. Menunjuk wali amanat yang akan mewakili kepentingan pihak pemegang obligasi
  2. Menyisihkan dana pelunasan obligasi (sinking fund)
  3. Kewajiban melunasi pinjaman pokok dan bunga obligasi dalam waktu yang telah ditentukan bersama antara perusahaan penerbit dengan wali amanat
  4. Memberitahukan kepada wali amanat setiap perusahaan yang terjadi yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan penerbit obligasi
2.3. Reksadana
2.3.1. Pengertian Reksadana
Mutual fund, unit trust dan reksadana, pada prinsipnya ketiga istilah tersebut adalah sama, hanya sumbernya berlainan. Misalnya, mutual fund berasal dari istilah Amerika Serikat, unit trust berasal dari istilah Inggris, sedangkan reksadana lahir di Indonesia (tahun 1996).[10]
Definisi reksadana menurut UUPM No. 8/1995 adalah :
“Reksadana (mutual fund) adalah institusi jasa keuangan yang menerima uang dari para pemodal yang kemudian menginvestasikan dana tersebut dalam portofolio yang terdiversifikasi pada efek/sekuritas”.
Jadi, reksadana merupakan suatu wadah investasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio efek berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh institusi jasa keuangan. Kegiatan investasi reksadana dapat ditempatkan pada berbagai instrumen efek, baik di pasar uang maupun di pasar modal.[11]
Reksadana menjadi pilihan investasi yang sangat menarik, karena reksadana saat ini sedang didukung oleh pemerintah untuk diperkenalkan ke masyarakat luas. Karenanya, pemerintah membebaskan biaya pajak bagi reksadana yang menanamkan modalnya di obligasi.
Kelebihan inilah yang membuatnya mempunyai rate of return yang tinggi (khusus reksadana terbuka). Berinvestasi di reksadana juga terjamin karena pemerintah melalui Bank Kustodian melindungi dana masyarakat yang berhasil dihimpun dalam reksadana.[12]
2.3.2. Jenis-jenis Reksadana [13]
Berdasarkan bentuk hukumnya di Indonesia reksadana dapat dibagi atas dua bentuk yaitu :
  1. Reksadana berbentuk Perseroan
  2. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif
  1. Reksadana Berbentuk Perseroan
Gambar 1.1. Mekanisme Kegiatan Reksadana Berbentuk Perseroan
Berdasarkan proses jual-beli saham, reksadana dalam bentuk perseroan ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1)      Reksadana terbuka (open-end investment company)
2)      Reksadana tertutup (close-end investment company)
1)      Reksadana Terbuka (open-end investment company)
Reksadana terbuka yaitu reksadana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai dengan sejumlah yang telah dikeluarkan Pemegang saham/unit reksadana yang sifatnya terbuka ini dapat menjual kembali saham penyertaan setiap saat apabila diinginkan.
2)      Reksadana Tertutup (close-end Investment company)
Reksadana tertutup yaitu reksadana yang dapat menawarkan saham-saham kepada masyarakat pemodal tetapi tidak dapat membeli kembali saham-saham tersebut (yang telah dijual kepada masyarakat pemodal). Dengan kata lain, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada perusahaan reksadana penerbit. Apabila pemegang reksadana hendak menjual sahamnya, proses jual beli saham hanya dapat dilakukan di bursa efek tempat reksadana tersebut dicatat. Dengan demikian Jumlah lembar saham yang beredar untuk reksadana tertutup ini tidak berubah kecuali dalam ‘kasus-kasus tertentu.’ Sedangkan harga dari saham reksadana ini berubah-ubah dipengaruhi kekuatan permintaan dan penawaran, sama halnya dengan fluktuasi harga saham perusahaan publik lainnya.
Reksadana berbentuk perseroan yang bersifat tertutup maupun terbuka mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.    Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas (PT)
2.    Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara Direksi Perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk.
3.    Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.
  1. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif
Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) merupakan instrumen penghimpun dana dengan menerbitkan unit penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis investasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. Pada reksadana berbentuk perseroan pihak menghimpun dana dengan melakukan penjualan saham, sedangkan reksadana KIK menghimpun dana melalui penjualan unit penyertaan, Namun keduanya sama-sama menginvestasikan dana yang dihimpun pada berbagai efek yang diperdagangkan :
Gambar 1.2. Mekanisme Kegiatan Reksadana Berbentuk KIK
Pedoman kontrak penyimpanan kekayaan reksadana berbentuk perseroan dengan Bank Kustodian yang diatur dalam Peraturan Bapepam No. IV.A.5., sekurang-kurangnya memuat tentang hal-hal diantaranya :[14]
  1. Nama dan alamat Bank Kustodian
  2. Tata cara penjualan atau pembelian kembali (pelunasan) saham, bagi reksadana terbuka
  3. Pemisahan rekening efek atas nama reksadana
  4. Kewajiban mengadministrasikan efek dan dana dari reksadana, memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, hak-hak lain dan menyelesaikan transaksi efek
  5. Kewajiban membuat dan menyampaikan laporan kepada manajer investasi, reksadana, dan Bapepam
  6. Memperbolehkan akuntan memeriksa laporan keuangan dan prosedur operasional reksadana
  7. Kewajiban untuk melaksanakan pencatatan, balik nama dalam pemilikan efek, pembagian hak yang berkaitan dengan saham reksadana
  8. Kewajiban memberikan ganti rugi kepada reksadana setiap kerugian atau kesalahan yang berkaitan dengan efek dan dana dalam rekening reksadana
  9. Biaya bagi Bank Kustodian berkaitan dengan jasa yang diberikan dan biaya yang dibebankan kepada reksadana
10.  Kewajiban mengasuransikan kekayaan reksadana, jika para pihak memandang perlu
11.  Larangan penghentian kegiatan Bank Kustodian sebelum dialihkan kepada Bank Kustodian pengganti
12.  Kewajiban menentukan nilai aktiva bersih reksadana, apabila Bank Kustodian ditugaskan untuk melakukan perhitungan nilai aktiva bersih
2.3.3. Manfaat Reksadana [15]
Reksadana memberikan keuntungan bagi investor. Para pemodal/pemegang reksadana tanpa harus memonitor aktivitas perdagangan saham, investasi mereka diurus oleh pengelolaan reksadana (manajer investasi). Beberapa keuntungan lain yang didapat dari investasi reksadana adalah sebagai berikut :
1.   Mendapat dividen dan bunga. Investasi pada saham kemungkinan memberikan pendapatan berupa dividen, sedangkan bunga hasil investasi seperti deposito dan obligasi.
2.   Distribusi laba kapital (capital gain distribution). Merupakan keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang reksadana untuk tiap lembar saham reksadana yang dimiliki.
3.   Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko. Diversifikasi portofolio suatu reksadana akan mengurangi risiko karena kekayaan reksadana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seseorang membeli dua jenis saham atau efek secara individual.
4.   Biaya rendah. Karena reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal dan dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan menjadi rendah dibandingkan apabila investor individu melakukan transaksi sendiri pada suatu bursa.
5.   Harga reksadana tidak begitu tergantung dengan harga saham di bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara umum maka pengelola dana (manajer investasi) akan mengalihkan ke instrumen investasi lain, misalnya pasar uang, untuk menjaga agar investasi pemodal senantiasa menguntungkan.
6.   Likuiditas terjamin. Pemodal dapat mencairkan kembali saham atau unit penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali saham/unit penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
7.   Pengelolaan portofolio yang profesional. Pengelolaan portofolio suatu reksadana dilaksanakan oleh manajer investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran manajer investasi sangat penting mengingat pemodal individual pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisis harga efek serta mengakses informasi di pasar modal.
2.3.4. Resiko Reksadana [16]
Seperti halnya pada investasi lainnya, reksadana disamping mempunyai beberapa keuntungan juga mempunyai beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan.
Risiko yang terkandung dalam setiap tipe reksadana besarnya berbeda-beda. Semakin tinggi return yang diharapkan semakin tinggi pula risikonya. Risiko yang terkandung dalam reksadana perlu mendapat pertimbangan para pemodal. Risiko tersebut antara lain :
1.   Berkurangnya nilai unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek yang menjadi bagian portofolio reksadana yang mengakibatkan menurunnya nilai unit penyertaan.
2.   Risiko Likuiditas. Penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi dalam menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.
3.   Risiko Politik dan Ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hai tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk dalam portofolio reksadana.
4.   Aset perusahaan tidak dilindungi. Aset perusahaan reksadana sebagian besar adalah sekuritas yang terdiri dari hak dan klaim hukum terhadap perusahaan yang menerbitkan. Hak yang bersifat intangible, tidak memiliki wujud fisik sekalipun pemilikan bisa dibuktikan oleh surat-surat berharga yang disimpan pada kustodian. Perlindungan terhadap aset reksadana dari risiko pencurian, kehilangan, penyalahgunaan adalah sangat penting.
5.   Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat sehingga NAV dari suatu saham reksadana tidak bisa dihitung dengan akurat.
6.   Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak jujur. Kejujuran dalam pengelolaan perusahaan reksadana, terutama kejujuran dalam hal informasi yang diberikan perusahaan investasi kepada masyarakat. Para calon pemodal reksadana harus diberikan informasi yang sejujurnya tentang kebijakan-kebijakan dan risiko-risiko investasi reksadana.
7.   Perusahaan reksadana dikelola menurut kepentingan dari pemegang saham tertentu/kelompok. Tujuan utama didirikannya perusahaan reksadana adalah untuk kepentingan para pemodal reksadana, bukan untuk kepentingan pemegang saham tertentu/kelompok. Dalam rangka menghilangkan adanya risiko tersebut maka dibuat peraturan reksadana untuk memberikan sepenuhnya kepada para investor.
BAB III
KESIMPULAN
Obligasi merupakan salah satu alternatif bagi pemodal untuk menanam modalnya dalam pasar modal. Untuk melakukan investasi yang baik dalam obligasi, pemodal perlu memahami sifat-sifat atau karakteristik obligasi.
Dibandingkan dengan saham, bisa dikatakan bahwa obligasi mempunyai risiko yang relatif rendah. Apakah hal tersebut benar atau tidak, tergantung kepada stabilitas sistem perekonomian negara. Hal tersebut merupakan tantangan bagi pemodal, manajer, dan pemerintah. Akan tetapi, para pemodal harus melakukan seleksi portofolio secara optimal dengan melakukan analisis obligasi. Hal itu bisa dihubungkan dengan kematangan hasil (yield to maturity) atau holding periode, oleh karena itu harus dipahami bab sebelumnya untuk dapat menganalisis obligasi dengan baik. Meskipun demikian, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi return obligasi, selain tingkat bunga dan nilai nominal obligasi, misalnya pajak, dan persyaratan perlindungan.
Reksadana dapat diartikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dilihat dari bentuknya reksadana dapat dibagi menjadi dua yaitu : (1) reksadana berbentuk perseroan dan (2) reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Reksadana berbentuk perseroan, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana dengan menjual saham, selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif merupakan kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, di mana manajer investasi diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.
Jika dilihat dari sifatnya reksadana dibagi menjadi dua yaitu : (1) reksadana terbuka dan (2) reksadana tertutup. Reksadana terbuka yaitu reksadana yang menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Reksadana tertutup adalah reksadana yang tidak dapat membeli kembali sahamnya kepada manajer investasi. Apabila pemilik hendak menjual sahamnya dilaksanakan melalui bursa efek setempat.

http://hesti88.wordpress.com/